Konsep Pemasaran

3:30:00 AM


Konsep pemasaran dapat digunakan sebagai alat atau salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan serta dapat meningkatkan kesediaan konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Menurut Stanton (1978) definisi konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan pemasar kebutuhan konumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Sedangkan Kotler (2001:22) mengatakan bahwa konsep pemasaran adalah kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan

Pengertian Pemasaran

3:29:00 AM


Pemasaran merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu perusahaan, untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan, untuk berkembang dan memperoleh keuntungan yang tinggi. Sehingga diperlukan peran serta dari setiap orang dalam perusahaan sebagai pemasar dan melibatkan diri dalam proses pemuasan pelanggan baik secara langsung maupun tak langsung.
Proses kegiatan pemasaran tidak hanya dimulai dari produksi dan berakhir dengan penjuaan tetapi kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya jika menginginkan perusahaannya mencapai keberhasilan
Definisi pemasaran menurut para ahli pemasaran sangat beragam, tetapi mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Yaitu tak hanya terbatas pada kegiatan menjual barang dan jasa tetapi lebih dari itu, pemasaran mencakup keseluruhan aktifitas yang berhubungan dengan perpindahan arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Definisi-definisi yang dikemukakan para ahli adalah sbb:
Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen ke

Lembaga Keuangan

5:21:00 AM
1. Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat.
2. Bentuk Lembaga Keuangan.
Secara garis besar lembaga keuangan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Lembaga Keuangan Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.(Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan).
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Sebagaimana bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) ini juga berfungsi sebagai pengumpul dan penyalur dana dari dan ke
masyarakat, maksudnya adalah untuk menunjang pengembangan pasar uang dan modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan. Akan tetapi, lembaga keuangan bukan bank tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.
Lembaga keuangan bukan bank hanya memfokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan leasing menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa (lessee), pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak.
Secara garis besar, lembaga keuangan bukan bank dapat dikelompokkan menjadi: Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Pasar Modal, Pasar Uang, dan Reksadana.

Berbagai Alternatif Proksi IOS

5:18:00 AM
Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kususma. 2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prasetyo.2000, menyatakan bahwa proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut:
• market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989; Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991):
• Tobin’s Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan Denis 1994)
• ratio of property, plant, and equipment to firm value, PPE (Skinner 1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan Sharma, 2001).
• ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan Watts 1992; Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999; dan Jones dan Sharma, 2001)
• market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan Picur 1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan Hossain 1996; Baber,
Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999; Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001; Jones dan Sharma 2001)
• Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998; Chung dan Charoenwong, 1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang 1996, Cahan dan Hossain 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001, About 2001, Jones dan Sharma 2001)
2. Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering digunakan oleh peneliti antara lain:
• Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999).
• Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA, (Jones dan Sharma 2001).
• Rasio capital expenditure to market value of assets (CAPMVA)
3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi
yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:
• Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993, Smith dan Watts 1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang1996, Kallapur dan Trombley 1999, About 2001, Jones dan Sharma 2001)
• Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley 1999).

Analisis dan Penilaian Saham

9:54:00 AM
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham
tersebut pada saat ini (Current Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi dasar perkiraan harga saham (Husnan, 2001). Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya : laba dan dividen yang dibagikan. Seorang investor sebelum mengambil keputusan untuk membeli saham, biasanya akan menganilisis terlebih dahulu untuk menentukan saham mana yang memberikan keuntungan paling optimal.
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperi laba dan dividen.
 Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran dari teknik analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan mempelajari perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya suatu pengulangan fluktuasi dan arah trend harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang lalu cenderung akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama yang dimiliki oleh analisis ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan atau pasar pada umumnya, sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan menjadi tidak begitu berpengaruh Analisis Fundamental
Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental mencoba untuk
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Analisis fundamental memiliki dua model penilaian saham yang sering digunakan para analisis sekuritas (Jogiyanto, 2000) yaitu :
a. Pendekatan Present value, mencoba menaksir Present value, dengan menggunakan tingkat bunga tertentu, manfaat yang akan diterima oleh pemilik saham.
b. Pendekatan Price earning ratio, menaksir nilai saham dengan mengalikan laba perlembar saham dengan kelipatan tertent

Pengendalian Intern

10:30:00 AM

a      Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini :
1.         Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Otorisasi seringkali di dokumentasikan sebagai penandatanganan, pemberian tanda paraf, atau memasukkan tanda kode paraf, atau transaksi tertentu terjadi karena keadaan khusus, sehingga pihak manajemen memberikan otorisasi khusus agar dapat dilaksanakan sebaliknya, pihak manajemen dapat memberi otorisasi pada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus, atau disebut otorisasi umum.
2.         Pemisahan tugas
Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut dipisahkan :
a.     Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan
b.    Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan jurnal, buku besar dan file lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan laporan kinerja
c.     Penyimpanan – menangani kas
3.         Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan, dan menfasilitasi peninjauan serta verifikasi.
4.         Penjagaan asset dan catatan yang memadai
Ketika seorang berpikir tentang penjagaan asset fisik, seperti persediaan dan perlengkapan. Akan tetapi, dimasa sekarang ini, salah satu asset terpenting perusahaan adalah informasi. Oleh karena itu, harus diambil langkah-langkah untuk menjaga baik asset berupa informasi maupun fisik.
Prosedur-prosedur menjaga asset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalisme :
a.     Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
b.    Memelihara catatan asset, termasuk informasi secara akurat
c.     Membatasi asset secara fisik (mesin kas, lemari besi, kotak uang, dan akses terbatas ke safe deposit box kas, sekuritas, dan asset dalam bentuk surat-surat berharga)
d.    Melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api, kabinet file yang terkunci, dan alokasi pendukung diluar kantor) merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan dokumen
e.     Mengendalikan lingkungan (perlengkapan komputer yang sensitive harus diletakkan dalam ruangan yang memiliki alat pendingin dan perlindungan dari api yang memadai)
f.      Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer dan informasi.
5.         Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan internal untuk

Pengertian dan tujuan Pengendalian

5:35:00 AM
Pengertian Pengendalian
Fungsi pengendalian adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi, karena pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan. Dengan demikian peranan pengendalian ini sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Pengertian pengendalian menurut David Doyle (2001:27) mengemukakan bahwa :
“Pengendalian adalah suatu proses untuk menetapkan apa yang sudah dilakukan, menilainya dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula”.
Sedangkan pengertian pengendalian menurut Ray H Garrison (2003:97) adalah sebagai berikut :“Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar”.
Jadi menurut beberapa pengertian diatas pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan agar pelaksanaan sesuai dengan ketepatan dalam rencana.
Tujuan Pengendalian
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses dan setelah proses yakni hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur manajemen dilakukan secara efektif dan efisien.
Tujuan dari pengendalian menurut H. Malayu (1999:75) sebagai berikut :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan jika terdapat penyimpangan
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Pengertian Biaya

5:34:00 AM
Dalam kehidupan sehari-hari biaya merupakan istilah yang sudah biasa, dan setiap orang memiliki pengertian sendiri-sendiri tentang biaya. Sehubungan dengan istilah biaya, berikut ini penulis mengutip beberapa pengertian biaya dilihat dari sudut pandang Akuntansi Biaya dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Pengertian biaya menurut Hansen, Mowen (2004:40) dikemukakan bahwa:
“Biaya adalah kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi”.
Adapun definisi biaya menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (1994: 24) adalah sebagai berikut :
“Biaya adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang menyangkut pembagian kepada penanam modal”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dapat diukur dengan satuan uang atas kepemilikan barang atau jasa untuk suatu tujuan tertentu dan jangka waktu atau masa manfaat dari pengorbanan tersebut melebihi satu periode akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas, maka biaya adalah pengorbanan yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
5. Berkurangnya aktiva
6. Adanya kewajiban yang berakibat pada penurunan ekuitas
Jadi pengorbanan yang mencakup syarat tersebut dapat dianggap sebagai biaya sedangkan pengorbanan yang tidak menghasilkan manfaat dianggap sebagai pemborosan (kerugian pada perusahaan

Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)

8:34:00 AM
Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh
M Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income)
dan pendapatan sementara (transitory income). Pengertian dari
pendapatan permanen adalah :
1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan
dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji,
upah.
2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan
kekayaan seseorang (yang menciptakan kekayaan).
Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak
bisa diperkirakan sebelumnya. (Guritno Mangkoesoebroto, 1998: 72).
Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara
pendapatan sementara dengan pendapatan permanen, juga antara
konsumsi sementara dengan konsumsi permanen, maupun konsumsi
sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari
pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan
mempengaruhi konsumsi. Demikian pula bila konsumen menerima
pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan mengurangi
konsumsi. (Suparmoko, 1991: 70).

Teori Konsumsi John Maynard Keynes

8:33:00 AM
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga
membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan
observasi casual. Pertama dan terpenting Keynes menduga bahwa,
kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to
consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal
adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan
pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kibijakan fiskal, untuk
mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda
kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan
konsumsi.
Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap
pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
(avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia
percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap
orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan
mereka ketimbang si miskin.
Ketiga, keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan
determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki
peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga
terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh
jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari
pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.Berdasarkan
tiga dugaan ini,fungsi konsumsi keynes sering ditulis sebagai
C = C + cY, C > 0, 0 < c < 1
Keterangan :
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
C = konstanta
c = kecenderungan mengkonsumsi marginal
(N.G Mankiw, 2003 : 425-426)
Secara singkat di bawah ini beberapa catatan mengenai fungsi
konsumsi Keynes :
1. Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes
menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan
pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan
menggunakan tingkat harga konstan.
2. Pendapatan yang terjadi disebutkan bahwa pendapatan nasional
yang menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah
pendapatan nasional yang terjadi atau current national income.
3. Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes
variabel pendapatan nasionalnya perlu diinterpretasikan sebagai
pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan dengan
pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.
4. Bentuk fungsi konsumsi menggunakan fungsi konsumsi dengan
bentuk garis lurus. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi
berbentuk lengkung. (Soediyono Reksoprayitno, 2000: 146 ).

Penentuan Kontrolabilitas Biaya

5:37:00 AM

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajer berperan aktif menetapkan anggaran dari program kerja yang akan menjadi tanggung jawabnya sehingga laporan akuntansi biaya dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab. Namun terjadinya biaya pada pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer maka dalam pengumpulan dan pelaporam biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan.
Menurut LM Samryn (2001:264) biaya dapat digolongkan atas dasar pengaruh manajer terhadap biaya, penggolongannya adalah sebagai berikut :
1. Biaya Terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2. Biaya Tak Terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan atau pejabat tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
Biaya-biaya yang sepenuhnya tidak dapat dikendalikan tidak akan memerlukan keputusan dan pertimbangan manajer karena hal itu tidak dapat mempengaruhi biaya karena itu biaya-biaya yang tidak dapat dikendalikan, diabaikan dalam evaluasi manajer, sebaliknya biaya-biaya yang dapat dikendalikan memberikan
bukti tentang kinerja seorang manajer,

Kebijakan Dalam Pemberian Kompensasi

4:38:00 AM


Untuk mengembangkan kebijakan pemberian kompensasi yang akan digunakan agar dapat memenuhi kebutuhan organisasi dalam memberikan pembayaran yang adail kepada karyawan sehingga tujuan organisasi terpenuhi sesuai yang deharapkan, maka harus ditentukan sistem pemberian kompensasi yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip penggajian.
Dessler (1998:85) dalam bukunya “Sumber Daya Manusia” mengatakan bahwa untuk menentukan skala gaji/upah ada beberapa factor yang mempengaruhi, diantaranya :
1.     Faktor hukum.
Dalam faktor ini besaran gaji/upah yang harus dibayar diatur dalam undang-undang yang meliputi segi upah minimum, tariff lembur dan tunjangan.
2.     Faktor serikat buruh.
Serikat dan undang-undang hubungan tenaga kerja mempengaruhi hubungan bagaimana perencanaan pembayaran yaitu adanya tawar menawar antara serikat buruh dengan yang mempekerjakan.
3.     Faktor kebijakan.
Yaitu pemberian kompensasi mempengaruhi upah yang dibayar. Kebijakan ini mempengaruhi tingkat upah dan tunjangan misalnya perbedaan upah/gaji bagi pegawai yang masih dalam masa percobaan.
4.     Faktor keadilan.
Faktor keadilan menjadi faktor penting dalam menentukan tinggi rendahnya pembayaran upah/gaji

Pengertian Kompensasi

4:37:00 AM


Kepuasan individu atas kompensasi yang diterimanya didasarkan pada teori keadilan (equity). Menurut teori keadilan, dalam buku karangan Gibson, Ivancevich, Donnelly (1197:150) menyatakan bahwa keadilan (equity) adalah suatu keadaan yang muncul dalam pikiran seseorang jika ia merasa bahwa rasio antara usaha dan imbalan adalah seimbang dengan rasio individu yang dibandingkannya. Inti dari teori keadilan ialah bahwa karyawan membandingkan usaha mereka terhadap imbalan dengan imbalan karyawan lainnya dalam situasi kerja yang sama. Teori motivasi ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Ada empat ukuran penting dalam teori ini :
1.     Orang, yaitu individu yang merasakan diperlakukan adil atau tidak adil.
2.     Perbandingan dengan orang lain, yaitu setiap kelompok atau orang yang digunakan oleh seseorang sebagai pembanding rasio masukan atau perolehan.
3.     Masukan (Input), yaitu karakteristik individual yang dibawa ke pekerjaan, seperti keberhasilan (keahlian, pengalaman, belajar) atau karakteristik bawaan (umur, jenis kelamin, ras).
4.     Perolehan (Outcome), yaitu apa yang diterima seseorang dari pekerjaanya (penghargaan, tunjangan dan upah).
Filippo (1987:75-76) dalam bukunya “Prinsiple of Personal Management” menyatakan bahwa kompensasi adalah harga untuk jasa yang diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum.
Dessler (1998:85) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia” menyatakan kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu, dan kompensasi karyawan mempunyai dua komponen. Pertama, pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian pihak perusahaan/badan hukum kepada seseorang atas jasa yang diberikannya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, bonus, asuransi ataupun uang liburan.

Ruang Lingkup Penilaian Prestasi Kerja

4:15:00 AM


          Dalam suatu penilaian prestasi kerja, permasalahan yang harus dihadapi meliputi berbagai hal sejak dari menentukan siapa yang akan dinilai, oleh siapa, sampai dengan bagaimana cara penilaian prestasi kerja tersebut akan dilakukan. Secara ringkas Andrew F Sikula dalam Bambang Wahyudi (2002:104) menyatakan bahwa untuk mengetahui ruang lingkup penilaian prestasi kerja dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan yang disebutnya sebagai rumus : 5 W + 1H, yaitu WHO, WHAT, WHY, WHEN, WHERE and HOW.
a. Siapa (Who)
Pertanyaan “siapa” ini sebenarnya meliputi 2 (dua) macam pertanyaan, yaitu :
1.    Siapa yang harus dinilai ? (who should be appraised?)
Hal pertama di dalam suatu penilaian prestasi kerja yang perlu ditetapkan terlebih dahulu adalah siapa yang harus dinilai, yaitu meliputi seluruh tenaga kerja yang ada dalam organisasi, sejak dari pucuk pimpinan sampai dengan tenaga kerja tingkat jabatan terendah.
2.    Siapa yang harus dinilai? ( who should do the appraising?)
Secara umum dapat dikatakan bahwa penilaian dilakukan oleh petugas yang dapat wewenang untuk melakukan penilaian prestasi kerja yang dinilai, baik atasan langsung maupun atasan lainnya. Sebenarnya petugas penilai tersebut tidak harus selalu atasan tenaga kerja yang dinilai, karena rekan setingkat dan bawahan tenaga kerja yang bersangkutan pun dapat diberi tugas sebagai penilai. Bahkan tenaga kerja yang bersangkutan sendiri dapat diberi tugas untuk menilai dirinya yang dikenal dengan istilah Self Appraisal.
Disamping itu, penilaian prestasi kerja dapat pula dilakukan oleh penilai-penilai yang didatangkan dari luar organisasi, terutama dilakukan dengan harapan agar penilain dapat berlangsung dengan lebih objektif.
b. Apa (What)
          Pertanyaan “apa” mengantarkan kita unuk mengetahui faktor-faktor dan dalam dimensi apa yang harus dinilai dari seorang tenaga kerja.
          Untuk menjawab pertanyaan “apa yang harus dinilai” ini, orientasi kita dapat kaitkan dengan :
1.  Obyek
Yang dimaksud obyek adalah bahwa yang menjadi obyek penilaian adalah manusia dengan berbagai kemampuan, sikap, pandangan, dan berbagai keistimewaan yang dimilikinya masing-masing.
2.  Dimensi waktu
Yang dimaksud dimensi waktu adalah bahwa yang diukur ? dinilai adalah prestasi yang dicapai pada saat ini (current performance) dan potensi yang dapat dikembangkan pada waktu yang akan datang (future potential). Dengan demikian apa yang diukur dan dinilai tidak saja menyangkut waktu sekarang tetapi juga penting diketahui, adalah bagaimana prospeknya untuk waktu yang akan datang.
3.  Spesifikasi
Yang dimaksud dengan spesifikasi yaitu bahwa faktor-faktor yang diukur/ dinilai adalh sifat/ karakter/ perangai (personal traits) dari tenaga kerja yang bersangkutan, seperti kecerdasan, agresivitas, kematangan jiwa, kemampuan mengambil keputusan dan tingkat pencapaian sasaran atau hasil dari kegiatan (performance result).
Spesifikasi dari apa yang dinilai ini harus ditentukan secara jelas, sehingga penilaian prestasi kerja yang dilakukan akan dapat mencapai sasaran dengan baik pada masa yang lalu memang sasaran dari penilaian prestasi lebih diarahkan untuk mengukur sifat/ karakter/ perangai (personal traits) dari seorang tenaga kerja. Dalam perkembangannya pada masa sekarang apa yang diukur tidak saja menyangkut personal traitsnya tetapi diarahkan untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam menjalankan suatu tugas atau mencapai suatu sasaran tertentu (performance results). Sebagai suatu bukti adalah pengukuran prestai seseorang dengan menggunakan metoda “Management By Obyective” (MBO).
c. Mengapa (Why)
          Pertanyaan ‘mengapa” yang harus diartikan sebagai “mengapa penilaian prestasi ini harus dilakukan”, mengantarkan kita kepada pemahaman tentang apa sebenarnya yang ingin diperoleh dari suatu penilaian prestai kerja. Tentang hal ini memang suatu penilaian prestasi kerja menjanjikan kepada kita sebagai hasil yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan yang mendasari penentuan kebijaksanaan kepegawaian yang lain.
          Menurut Bambang Wahyudi (2002:107) Ada beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari suatu penilaian prestasi kerja antara lain:
          1.Memelihara potensi kerja
   Dengan mengetahui kemampuan saat ini dan potensi pengembangannya dimasa   yang akan datang, kita mampu memelihara tenga kerja bersangkutan pada saat ini. Disamping itu dengan penilaian prestasi kerja akan diketahui berbagai kebutuhan dan keinginan tenaga kerja yang dapat dipergunakan dalam rangka memelihara mereka untuk tetap berada dalam organisasi.
2.Mengukur dan meningkatakan prestasi kerja

Aspek – aspek Body Image

4:12:00 AM



Komponen body image menurut Keaton, Cash dan Brown (Tresnasari, 2001) mengatakan body image berkaitan dengan dua komponen  yaitu :
1. Komponen persepsi, bagaimana individu menggambarkan kondisi fisiknya yaitu mengukur tingkat keakuratan persepsi seseorang dalam mengestimasi ukuran tubuh seperti tinggi atau pendek, cantik atau jelek, putih atau hitam, kuat atau lemah.
2.     Komponen sikap, yaitu berhubungan dengan kepuasan dan ketidakpuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh yang meliputi wajah, mata, bibir, hidung, mata, rambut dan keseluruhan tubuh yang meliputi proporsi tubuh, bentuk tubuh, penampilan fisik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua komponen body image yaitu komponen persepsi dan komponen sikap yang terdiri dari bagian-bagian tubuh dan keseluruhan tubuh.

Penilaian Prestasi Kerja

3:50:00 AM


          Penilaian prestasi kerja adalah salah satu tugas manajer yang penting sebagai kegiatan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai yang juga merupakan alat ukur atas prestasi kerja/ kontribusi kerja pegawai selama bekerja di perusahaan, dimana penilaian prestasi ini merupakan kebijaksanaan manajemen untuk terus menerus membandingkan hasil kerja yang ada dengan harapan-harapan perusahaan, dan biasanya dilakukan dalam suatu periode tertentu.
          Menurut Hadari Nawawi (1997:236) menyebutkan bahwa : “ penilaian karya adalah usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai) dan mengelola (manajemen) pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pekerja (SDM) di lingkungan suatu organisasi/ perusahaan.”
          Setiap perusahaan dapat membantu mewujudkan keinginan pegawainya untuk mengembangkan karier mereka melalui salah satu caranya adalah dengan prestasi kerja, yang alat untuk mengukurnya dengan penilaian prestasi kerja. Dari informasi penilaian prestasi kerja ini maka pihak manajemen perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan program. Salah satu dari tindak lanjut prestasi kerja ini adalah dalam bentuk promosi jabatan
Powered by Blogger.