Gangguan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

6:40:00 AM


Gangguan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja
     Seluruh aspek didalam perusahaan baik itu aspek fisik maupun sosio-psikologis membawa dampak besar bagi keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini mendorong perusahaan untuk dapat mengatasi permasalahan yang dapat mengganggu stabilitas organisasi perusahaan.
1.         Kecelakaan-kecelakaan kerja
Perusahaan-perusahaan tertentu cenderung mempunyai tingkat kecelakaan yang lebih tinggi daripada lainnya, dengan karakteristik sebagai berikut:
a.        Kualitas organisasi
Tingkat kecelakaan berbeda secara substansial menurut jenis industri, missal perusahan-perusahaan kelas atas memiliki tingkat kecelakaan yang lebih lebih besar dibandingkan dengan perusahaan tingkat menengah.
b.        Pekerja yang mudah celaka
Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai penyebab utama terjadinya kecelakaan. Kecelakaan bergantung pada perilaku pekerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan, dan semata-mata ketidakberuntungan.
c.        Pekerja berperangai sadis
Kekerasan ditempat kerja meningkat dengan pesat, dan perusahaan dianggap bertanggungjawab atas hal tersebut. Pembunuhan adalah penyebab terbesar kematian ditenpat kerja saat ini.
2.         Penyakit-penyakit yang diakibatkan pekerjaan
Sumber-sumber potensial penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan sama beragamnya seperti gejala-gejala penyakit tersebut
a.      Kategori penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.
Dalam jangka panjang, bahaya-bahaya dilingkungan tempat kerja dikaitkan dengan kanker kelenjar tiroid, hati, paru-paru, otak dan ginjal, leukemia, bronchitis, emphysema, lymphoma, anemia aplastik, kerusakan sistem saraf pusat, dan kelainan-kelainan reproduksi.
b.      Kelompok-kelompok pekerjaan yang beresiko
Penambang, pekerja transportasi dan konstuksi, serta pekerja kerah biru dan pekerja tingkat rendah pada industri manufaktur menderita sebagian besar penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kecelakaan kerja. Disamping itu pula pekerja industri petrokimia dan pengilangan minyak, pekerja pencelupan, pengguna bahan celup, pekerja pabrik tekstil, pekerja industri pabrik, pengecat dan pekerja pabrik kimia adalah yang paling rentan terhadap resiko kecelakaan yang paling berbahaya.
3.         Kehidupan kerja berkualitas rendah
Bagi banyak pekerja, kehidupan kerja berkualitas rendah disebabkan oleh kondisi tempat kerja yang gagal untuk memenuhi preferensi-preferensi dan minat-minat tertentu seperti rasa tanggungjawab, keinginan akan pemberdayaan dan keterlibatan dalam pekerjaan, tantangan, harga diri, pengendalian diri, penghargaan, prestasi, keadilan, keamanan dan kepastian.
4.         Stress pekerjaan
Penyebab utama stres bagi banyak pekerja adalah supervisor, salary, security, dan safety. Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stress yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor.
a.      Perubahan organisasi
Perubahan-perubahan yang dibuat perusahaan biasanya melibatkan sesuatu yang penting dan disertai ketidakpastian. Banyak perubahan yang dibuat tanpa pemberitahuan-pemberitahuan resmi.
b.      Tingkat kecepatan kerja
Tingkat kecepatan kerja dapat dikendalikan oleh mesin atau manusia. Kecepatan kerja yang dikendalikan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepatan yang ditentukan oleh manusia tersebut memberikan kendali atas manusia. Akibat kecepatan yang oleh mesin adalah amat besar, pekerja tidak dapat memuaskan kebutuhan yang penting untuk mengendalikan situasi.
c.      Lingkungan fisik
Otomatisasi kantor adalah suatu cara untuk meningkatkan produktivitas, hal itu juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang berhubungan dengan stress. Aspek lingkungan kerja yang berkaitan dengan stress adalah tempat kerja yang sesak, kurangnya kebebasan pribadi, dan kurangnya pengawasan.
d.     Pekerja yang rentan stress
Perbedaan sifat dan karakteristik individu membedakan setiap pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan, sehungga kadangkala menyebabkan kerentanan terhadap stress pekerjaan.
5.         Kelelahan kerja
Kelelahan kerja adalah sejenis stress yang banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian, kagamaan, dan sebagainya. Jenis reaksi terhadap pekerjaan ini meliputi reaksi-reaksi sikap dan emosional sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan.
(Rivai, 2004;413).

      Dalam bukunya “Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, Silalahi menggolongkan faktor-faktor penyebab penyakit kerja sebagai berikut:
1.         Golongan Fisik
a.          Bunyi dan getaran yang bisa menyebabkan ketulian atau pekak (sementara atau permanent).
b.         Suhu ruang kerja. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan hyperpexia, heat stroke, dan heat cramp (keadaan-keadaan panas badan yang tinggi suhunya), sedangkan suhu yang rendah sekali (dibawah 0˚ C) dapat menyebabkan kekakuan dan keradangan akibat dingin.
c.          Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radio aktif yang menyebabkan kelainan pada kulit, mata, bahkan susunan darah.
d.         Tekanan udara yang tinggi menyebabkan ketulian permanent, caisson disease (keadaan yang ditandai kelumpuhan, rasa sakit karena panas udara), dan lain-lain.
e.          Penerangan yang kurang baik menyebabkan kelainan pda mata atau indera penglihatan.
2.         Golongan Kimia
a.          Debu dan serbuk yang menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan
b.         Kabut dari racun serangga yang menimbulkan keracunan.
c.          Gas, misalnya keracunan karbon monoksida, hydrogen sulfide, dan lain-lain.
d.         Uap yang menyebabkan keracunan atau penyakit kulit.
e.          Cairan beracun
3.         Golongan Biologis
a.          Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau yang menimbulkan alergi.
b.         Penyakit anthrax (semacam infeksi) dari hewan atau Brucella pada karyawan penyamak kulit.
4.         Golongan Fisiologis
a.          Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh manusia.
b.         Sikap kerja yang menyebabkan keletihan atau kelainan fisik
c.          Cara bekerja yang membosankan atau meletihkan
5.         Golongan Psikologis
a.          Proses kerja yang rutin dan membosankan
b.         Hubungan kerja yang terlalu menekan atau sangat menuntut.
c.          Suasana kerja yang serba kurang aman.
 (1991;139).

Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan kerja

11:02:00 PM


Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan kerja
               Mengenai ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja ditegaskan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 2 sebagai berikut:
1.      Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hokum Republik Indanesia.
2.      Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja dimana:
a.          Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b.          Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan bahan atau barang, yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.
c.          Dikerjakan pembangunan perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau persiapan.
d.         Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan dan lapangan kesehatan.
e.          Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau didalam bumi, maupun didasar perairan.
f.           Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, dipermukaan air, didalam air maupun di udara.
g.          Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.
h.          Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air.
i.            Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, diatas permukaan tanah atau perairan.
j.            Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
k.          Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kajatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting.
l.            Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang.
m.        Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
n.          Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah.
o.          Dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau telepon.
p.          Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis.
q.          Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air.
r.           Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
3.      Dengan peraturan perundangan yang dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja dan atau yang berada diruangan atau lapangan itu dan dapat diubah perincian tersebut dalam ayat (2).

Pengertian Kepuasan Kerja

5:59:00 AM


Pengertian Kepuasan Kerja
Penelitian mengenai kepuasan kerja tidak saja bermanfaat bagi perusahaan dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja, tetapi juga dirasakan manfaatnya oleh karyawan sebagai salah satu upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kehidupannya. Kemudian dari upaya yang dilakukan karyawan dan perusahaan dalam perbaikan sikap karyawan terhadap pekerjaannya maka masyarakat dapat menikmati hasil yang maksimal.
Definisi kepuasan kerja menurut Handoko (1993;193) yaitu:
“Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan, atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka”.
Sedangkan menurut Hasibuan (2001;199) menyatakan bahwa:
“Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya”.
          Ditambah pula bahwa sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja, kepuasan kerja ini dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi antara dalam dan luar pekerjaan.
          Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yan dinikmati dalam perkerjaan dan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan ini akan lebih baik mengutamakan pekerjaannya dari balas jasa itu penting.
          Kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang menikmati di luar pekerjaan dengan hasil kerjaannya agar ia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja di luar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya.
          Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasaan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dan pelaksanaan pekerjaannya, karyawan yang lebih menikmati kepuasaan kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak.
          Dari beberapa definisi di atas umumnya menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja, dan hubungannya dengan rekan sekerjanya.
          Dengan demikian kepuasan kerja merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh seorang karyawan, di mana mereka dapat berintrospeksi dengan lingkungan kerjanya, untuk selanjutnya mereka akan bekerja sebaik mungkin sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

Kebijaksanaan Promosi Jabatan

9:07:00 AM


Kebijaksanaan Promosi Jabatan
            Ada dua hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan dalam promosi, yaitu :
a.   Promosi dari dalam : adalah promosi untuk mengisi lowongan jabatan dimana    pegawai yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut berasal dari dalam perusahaan. Kebijaksanaan promosi jabatan dari dalam dapat mengurangi resiko dalam penyeleksian pegawai dan membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk memahami perilaku pegawai.
b.   Promosi yang dilakukan dari luar : adalah dengan mendapatkan calon pegawai baru dari perusahaan lain untuk mengisi jabatan yang kosong pada perusahaan tersebut. Salah satu penyebab promosi dari luar adalah karena tidak tersedianya tenaga kerja yang memenuhi kriteria sesuai standar dan persyaratan pada suatu jabatan. Disamping itu dengan adanya promosi dari luar, perusahaan mengharapkan timbulnya ide-ide baru dan metode-metode kerja yang memupuk suasana aktif dan dinamis.
Powered by Blogger.