Teori Kepuasan Kerja



 Teori Kepuasan Kerja
Terdapat beberapa teori kepuasan kerja seperti yang disebutkan oleh beberapa ahli, seperti yang ada di bawah ini :
A. Menurut Wexley dan Yuki  terdapat tiga teori mengenai kepuasan kerja (1984;410):
“1.  Discrepancy Theory
2.   Equity Theory
3.   Social Theory “.
Hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.       Discrepancy Theory
Locke (tahun 1969) berpendapat bahwa kepuasan kerja atau ketidakpastian terhadap beberapa aspek pekerjaan tergantung pada perbedaan antara apa yang harus diterima dengan kenyataan yang sebenarnya.  Besarnya keinginan atas karakteristik pekerjaan didefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sekarang. Kepuasan akan dirasakan jika tidak ada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang sebenarnya diterima dan sebaliknya akan merasa tidak puas jika terdapat kekurangan jumlah yang diinginkan.
2.       Equity Theory
Teori keadilan menjelaskan bahwa kondisi bagaimana seorang karyawan akan mendapatkan keuntungan dari pekerjaannya secara layak. Komponen-komponen dasar dari teori ini adalah : input, out comes dan comparison person. Input adalah setiap nilai yang dirasakan oleh karyawan atas kontribusi kerjanya, seperti pendidikan, pengalaman, keahlian, jam kerja, dan alat yang digunakan dalam berkerja. Outcomes adalah setiap nilai yang dirasakan oleh karyawan yang mereka dapatkan dari pekerjaanya seperti upah, tunjangan, status, penghargaan, dan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Berdasarkan teori ini karyawan menentukan keadilan dari hasil yang diperoleh dengan cara membandingkan rasio output atau input yang dimilikinya dengan rasio output atau input yang dimiliki oleh orang lain atau comparison person. Perbandingan ini dapat untuk perusahaan yang sama atau perusahaan yang berbeda, juga dapat untuk pekerjaan mereka dahulu. Jika perbandingan dianggap seimbang maka karyawan akan merasa adil, sedangkan jika merasa tidak seimbang karyawan akan merasa adanya ketidakadilan.
3.    Social Influence Theory
Teori ini berdasarkan oleh Salancik dan Preffer (tahun 1977,1978) yang menyatakan bahwa seseorang akan memutuskan merasa puas atau tidak akan pekerjaannya adalah dengan mengamati kepuasan kerja orang lain. Menurut teori ini tingkat kepuasan kerja karyawan dilihat dari perilaku rekan kerja dengan mendengarkan terhadap apa yang mereka katakan mengenai pekerjaan mereka. Kepuasan kerja lebih disebabkan oleh tindakan rekan sekerjanya daripada oleh pekerjaan itu sendiri.
B.    Sedangkan menurut Gibson, Mancevich, dan Donely yang diterjemahkan oleh Nunuk (1996;180). Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor didalam individu yang mendorong, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan perilaku.
Dalam teori ini ditentukan kebutuhan-kebutuhan yang spesifik yang dapat memotivasi seseorang. Hirarki kebutuhan Maslow, teori ERG-Adelfer, teori dua faktor-Herzberg, dan teori kebutuhan yang dipelajari dari Mc Clelland adalah empat teori isi dari motivasi yang penting.
a.    Hirarki Kebutuhan Maslow
Teori Maslow menganggap bahwa orang mencoba memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar, sebelum mengarahkan perilaku dalam memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi (aktualisasi diri). Tingkat terendah adalah aktualisasi diri, Maslow membagi kebutuhan manusia atas:
§ Fisiologis: Makanan, minuman, tempat tinggal, dan sembuh dari penyakit.
§ Keamanan dan Keselamatan: Kebutuhan untuk kemerdekaan dari ancaman, yaitu keamanan dari kejadian atau lingkungan yang mengancam.
§ Rasa memiliki, Sosial, dan Kasih Sayang: Kebutuhan atas persahabatan, berkelompok, interaksi, dan kasih sayang.
§ Penghargaan (Esteem): Kebutuhan atas harga diri seseorang melalui memaksimumkan penggunaan kemampuan, keahlian, dan potensi.
b.                    T. ERG-Adelfer
Adelfer setuju dengan Maslow bahwa kebutuhan-kebutuhan individual tersusun secara hirarki, namun demikian hirarki kebutuhan yang diusulkannya hanya terdiri dari tiga kebutuhan:
§ Eksistensi: Kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh faktor-faktor seperti makan, udara, air, gaji, dan kondisi pekerjaan.
§ Keterkaitan: Kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan adanya hubungan sosial dan interpersonal yang berarti.
§ Pertumbuhan: Kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh seorang individu menciptakan kontribusi yang kreatif dan produktif.
C.  Menurut Herzberg dalam teorinya yaitu “Two Factor Theory”, disebutkan bahwa dalam teori ini kepuasan kerja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1.    Dissatisfier atau Hygiene Factor (Faktor Ketidakpuasan)
Hygiene factor meliputi upah, pengawasan, hubungan interpersonal, kondisi kerja, keselamatan kerja dan status. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka seseorang tidak puas.
2.    Satisfier atau Motivators Factor (Faktor Motivasi)
Faktor motivasi berhubungan dengan prestasi kerja, pekerja itu sendiri, tanggung jawab terhadap hasil kerja. Bila faktor ini terpenuhi akan menimbulkan kepuasan tetapi bila tidak terpenuhi akan menimbulkan ketidakpuasan.
D.   Teori Kebutuhan dari Mc Clelland
David Mc Clelland yang mengemukakan teori ini mengatakan bahwa seseorang dengan kebutuhan yang kuat, akan termotivasi untuk menggunakan tingkah laku yang sesuai guna memuaskan kebutuhan.
Kebutuhan seseorang dipelajari dari kebudayaan suatu masyarakat. Tiga dari kebutuhan yang dipelajari ini adalah kebutuhan yang berprestasi (need for achievement), kebutuhan berafiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Menurut Mc Clelland, ketika suatu kebutuhan berada dalam diri seseorang, efeknya adalah memotivasi dia untuk menggunakan tingkah laku yang mengarah pada pemuasan kebutuhan. 

No comments

Powered by Blogger.