Pengertian Motivasi

Dewasa ini pemuasan kebutuhan manusia tidak mungkin lagi dilakukan tanpa melalui interaksi dengan lingkungannya, sehingga dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan mendorong manusia melakukan berbagai kegiatan. Energi atau tenaga yang mendorong manusia melakukan kegiatan didalam usaha memenuhi kebutuhan hidup lazim disebut dengan istilah motivasi.
          Normon R. F.  Maier (1995 : 21) mengemukakan bahwa terdapat dua macam keadaan motivasi. Motivasi pertama dinamakan situasi obyektif yaitu, barang atau keadaan yang berada di luar seseorang yang biasa dikategorikan dengan istilah insentif atau perangsang atau goal atau sasaran atau tujuan yang ingin dicapai, sedangkan yang kedua adalah situasi motivasi subyektif, yang merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang atau sering diistilahkan dengan need atau kebutuhan, drive atau dorongan, atau motif atau keinginan.
Istilah goal atau tujuan biasanya diartikan lebih luas daripada insentif karena tujuan ini bahkan dapat mencakup kedua konsep kebutuhan dan rangsangan, bedanya kebutuhan merupakan sifat internal sedangkan insentif merupakan bagian eksternal suatu tujuan. Dengan kata lain dapat pula diutaraka bahwa sesuatu tujuan merupakan satu kebutuhan akhir seseorang, sedangkan kebutuhan atau rangsangan merupakan satu tujuan antara bagi orang itu.
Manusia senantiasa berusaha mempertahankan keseimbangan dan keserasian dirinya baik dari kekuatan internal maupun eksternal. Terjadinya disequilibrium diantara kedua unsur motivasi ini pada gilirannya dapat menimbulkan kekecewaan dan gangguan dalam kegiatan manusia. Berkenaan dengan hal itu, Argyris (1957 : 40) pernah menyatakan :
“If the goal is not reached the person will bwcome emotional, uneasy, antagonistic he will show sign of being frustrated”.
Artinya :
Suatu organisasi yang sehat senantiasa berusaha melenyapkan atau paling tidak mengurangi adanya perasaan-perasaan kecewa atau putus asa para anggotanya, karena itu setiap organisasi perlu merencanakan serta mengadakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Pemenuhan kebutuhan disamping sebagai upaya untuk melenyapkan atau mengurangi perasaan kecewa atau putus asa sekaligus upaya meningkatkan motivasi kerja.
Berkaitan dengan motivasi kerja, maka timbul suatu pertanyaan “Apakah sebenarnya motivasi itu “ ?  Dalam menjawab pertanyaan tersebut, sesuai dengan pendapat Robbin (1993 : 205) dapat dikemukan sebagai berikut :
“Motivation as the willingness to exert higt levels of effort toward organizational goals, conditioned by the effort’s ability to satisfy some individual need. While general motivation is concerned with effor toward any goal, we’ll narrow the focus to organizational goals in order to reflect our singular interest in work-related behavior”.
Memperhatikan uraian di atas, mengisyaratkan terdapat tiga kata kunci dalam motivasi, yaitu (1) effort; (2) organizational goals; (3) need, sedangkan menurut Hebb (McClelland, et.al., 1953 ; 8) mengartikan motivasi adalah :
a motivation as an energizer as a concept which is needed in order to explain the activity of organism”.
Di dalam definisi tersebut, menurut Hebb, motivasi sebagai suatu pendorong atau tenaga dan konsep yang diperlukan untuk memperjelas maksud dan tujuan kegiatan organisme.

No comments

Powered by Blogger.