Hubungan Program Pengembangan Karir dengan Loyalitas Karyawan



Hubungan Program Pengembangan Karir dengan Loyalitas Karyawan
            Keinginan untuk memperoleh kepastian, merasa dilindungi dan merasa aman merupakan sifat manusia yang naruliah, juga dalam menduduki jabatan tertentu dalam perusahaan. Dalam perjalanan hidupnya seseorang ingin bebas dari pertentangan, tekanan, resiko dan ketidakpastian yang dapat merupakan ancaman terhadap dirinya, baik dalam arti fisik, sosial maupun intelektual.
            Kondisi dan keinginan tersebut terdapat pula pada setiap karyawan dalam suatu perusahaan, karena untuk mencapai tujuan yang optimal, maka perusahaan harus menyusun berbagai strategi dalam mempengaruhi karyawannya untuk turut mencapai tujuan tersebut.
            Menurut B. Siswato Sastrohadiwiryo dalam buku ”Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,” mengemukakan bahwa:
”Dengan perkembangan karir, kesempatan untuk meningkatkan karir karyawan semakin besar, baik melalui pelatihan maupun promosi karena keahlian, keterampilan dan perstasi kerjanya, lebih baik dan tingkat loyalitas karyawan terhadap perusahaan seringkali menjadi salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Loyalitas yang tinggi berdampak pada tanggung jawab yang lebih besar pada perusahaan”.  (2003:261)

Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, setiap perusahaan sangat tergantung dari keahlian dan kemampuan karyawannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan harus mendorong dan memacu semangat dan kemauan kerja karyawannya tersebut sehingga meningkatkan loyalitas karyawan.
Untuk memajukan dan mendorong karyawannya, perusahaan haruslah memperhatikan dan memberikan kesempatan-kesempatan pengembangan karir bagi karyawannya. Bila perusahaan tidak memberikan kesempatan tersebut maka akan timbul rasa bosan untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu dan akan memuncak, maka hal ini tidak hanya akan menurunkan semangat dan kegairahan kerja yang berakibat dapat juga menurunkan rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dan untuk mengatasi hal ini apabila promosi belum mengijinkan, maka mutasilah satu-satunya jalan. Ada juga perusahaan yang mengatasi dengan meningkatkan kesejahteraan, namun ini kurang dapat meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan karena yang menjadi permasalahan adalah kebosanan.
Adanya kebijakan pengembangan karir perusahaan dinilai oleh karyawan secara negatif, mungkin dikarenakan tidak sama dengan harapan karir mereka. Jadi suatu pengembangan karir yang baik bagi perusahaan belum tentu mendapat penilaian yang sama dari karyawannya. Dan ini akan tetap menjadi permasalahan yang sangat serius bagi perusahaan. Untuk mencapai suatu keselarasan tujuan pengembangan karir bagi perusahaan dan karyawan sehingga menciptakan kepuasan kerja, perlu kiranya ada suatu dialog timbal balik yang berkesinambungan antara individu dan organisasi apabila perencanaan dan pengembangan karir diharapkan akan efektif. Akan tetapi lebih tepat lagi organisasi harus memberikan kepada individu tentang pengembangan karir mereka, seperti informasi tepat mengenai kemungkinan jalur karir, umpan balik yang tepat mengenai perkiraan kemampuan mereka pada berbagai jalur karir, kesempatan-kesempatan untuk memperhitungkan diri sendiri dengan benar, penyuluhan karir pribadi. Maka semua ini akan dapat meningkatkan rasa loyalitas karyawan pada organisasi atau perusahaan. 
  

No comments

Powered by Blogger.